Media Massa Lokal di Daerah Rawan Korupsi: Studi Kritis Terhadap Sikap Antikorupsi Media Massa Cetak Lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur
Main Article Content
Abstract
Kehadiran surat kabar dalam sistem komunikasi massa dapat mendorong perubahan. Surat kabar lokal di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) seperti Flores Pos dan Pos Kupang sangat penting dalam mendorong perubahan sosial, khususnya di daerah dimana kemiskinan dan korupsi masih merajalela. Surat kabar lokal perlu menunjukkan sikapnya jelas terhadap masalah korupsi. Pertanyaannya adalah bagaimana sikap media massa lokal, Flores Pos dan Pos Kupang, dalam menghadapi masalah korupsi di NTT? Peneliti menggunakan Analisis Wacana Kritis (CDA) model Teun A. van Dijk. Data yang dikumpulkan adalah teks editorial surat kabar, data kognisi penulis editorial dan data konteks sosial. Data teks editorial diperoleh dengan teknik dokumentasi dalam kliping editorial setiap koran. Data konteks sosial diperoleh dari observasi lapangan. Peneliti tidak hanya menganalisis teks, tetapi juga menganalisis kognisi sosial dan konteks sosial. Temuan dalam penelitian ini adalah bahwa Flores Pos dan Pos Kupang memiliki sikap anti korupsi. Perbedaannya terletak pada cara menyatakan sikap antikorupsi. Ini dapat dilihat dalam proses surat kabar lokal memproduksi teks editorial yang melibatkan kognisi dan konteks sosial. Sikap antikorupsi kedua surat kabar itu dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor adalah dominasi kekuasaan oleh para pemilik media. Kedua surat kabar memiliki pola yang berbeda dalam memproduksi teks editorial tentang korupsi. Flores Pos cenderung lebih mandiri dalam memproduksi teks editorial, sementara Pos Kupang cenderung membatasi kebebasan penulis dalam memproduksi teks editorial. Realitas media dapat terkooptasi oleh pemilik modal, pasar atau kepentingan negara. Hal ini juga didukung konsep dasar analisis wacana van Dijk bahwa media tidak benar-benar netral. Oleh karena itu, pembaca harus lebih kritis dalam menilai sikap media.