Menimbang Peluang Jokowi Memberantas Korupsi: Catatan untuk Gerakan Anti Korupsi
Main Article Content
Abstract
Dalam konflik antara KPK vs polisi, Jokowi jauh dari harapan untuk memberantas korupsi. Jokowi malah memilih kompromi dengan patronase korupsi di kepolisian yang membangun aliansi dengan politisi, terutama dari PDIP. Jokowi yang bukan berasal dari elit politik dan bukan ketua partai politik tampak tidak mampu melawan kepentingan oligarki dan elit politik yang mendukungnya. Akhirnya Jokowi menempatkan Budi Gunawan sebagai Wakapolri walaupun telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK dan membiarkan kriminalisasi KPK terus berjalan. Pemberantasan korupsi sesungguhnya adalah perang melawan kepentingan korup yang ada di kekuasaan. Korupsi tidak bisa diberantas mengandalkan orang baik. Di dalam struktur politik, orang baik sesungguhnya tidak ada. Jokowi dan siapa pun yang memegang kekuasaan menjadi "orang baik" karena keberhasilan gerakan anti korupsi memaksa mereka untuk menjadi orang baik dengan memberantas korupsi. Terpilihnya Jokowi sebagai Presiden yang didukung oleh aktivis anti-korupsi bukan keberhasilan gerakan anti-korupsi, justru awal bagi pemberantasan korupsi di medan politik yang berbeda.
Article Details
References
Aspinall, E. (2013). Popular Agency and Interests in Indonesia’s Democratic Transition and Consolidation. Indonesia, 96.
Baker, J. (2013). The Parman Economy: Post-Authoritarian Shifts in the Off-Budget Economy of Indonesia's Security Institutions. Indonesia, 96, 123-150.
Bourdieu, P. (1986). The Forms of Capital. In J. Richardson (Ed.), Handbook of Theory and Research for the Sociology of Education. New York: Greenwood
Davidson, J. S. (2015). Indonesia's Changing Political Economy. Governing the Roads. Cambridge: Cambridge University Press.
Hadiz, V. (2006). Corruption and Neo-Liberal Reform: Market and Predatory Power in Indonesia and Southeast Asia. In R. Robison (Ed.), The Neo-liberal Revolution. Forging The Market State. New York: Palgrave
Hadiz, V., & Robison, R. (2013). The Political Economy of Oligarchy and The Reorganization of Power in Indonesia. Indonesia, 96.
Hamilton-Hart, N. (2001). Anti-Corruption Strategies in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 37(1), 65-82.
Hidayat, B., Paraqbueq, R., Muhyiddin, M., & Suci, D. (2015). Malam Teror Restoran Cepat Saji. Majalah Tempo.
Hidayat, B., Paraqbueq, R., Soares, S., Merdeka, M. K. D., & Trianita, L. (2015, 2 Februari). Peluru-peluru Pembunuh Cicak. Majalah Tempo.
Hidayat, B., Suci, D., Maranda, S., & Lazuardi, I. (2015). Dua Gunawan di Rekening Sang Jenderal. Majalah Tempo.
Johnston, M. (2005). Syndromes of Corruption. Wealth, Power and Democracy. Cambridge: Cambridge University Press.
Johnston, M. (2013). More than Necessary, Less than Sufficient: Democratization and the Control of Corruption. Social Research: An International Quarterly, 80(40), 1237-1258.
Jokowi-JK. (2014). Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian. Visi Misi dan Program Aksi Jokowi Jusuf Kalla 2014. Retrieved from https://kpu.go.id/koleksigambar/VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf
Klitgaard, R. (1988). Controlling Corruption. Berkeley: University of California Press.
Kumorotomo, W. (2009). Inovasi Daerah dalam Mengurangi Korupsi. Paper presented at the Simposium Nasional 2009 Tanpa Korupsi: Indonesia Bebas Korupsi Bukan Utopi, Yogyakarta.
Kuwado, F. J. (2015). Ini Jawaban Buwas Saat Ditanya Siapa Pengkhianat di Polri... Retrieved from https://nasional.kompas.com/read/2015/03/31/22095741/Ini.Jawaban.Buwas. Saat.Ditanya.Siapa.Pengkhianat.di.Polri.
Luebke, C. v. (2009). The political economy of local governance: findings from an Indonesian field study. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 45(2), 201-230.
McLeod, R. H. (2006). Private Sector Lessons for Public Sector Reform in Indonesia. Agenda, 13(3), 275-288.
McLeod, R. H. (2011). Institutionalized Public Sector Corruption: a legacy of Soeharto franchise. In E. Aspinall & G. v. Klinken (Eds.), The State and Illegality in Indonesia. Leiden: KITLV
Mietzner, M. (2014). Oligarchs, Politicians and Activists. In M. Ford & T. B. Pepinsky (Eds.), Beyond oligarchy : wealth, power, and contemporary Indonesian politics Ithaca: Cornell University, Southeast Asia Program
Mungiu-Pippidi, A. (2006). Corruption: Diagnosis and Treatment. Journal of Democracy, 17(3), 86-99.
Paraqbueq, R., Tarigan, M., & Fajrial, E. (2015, 2 Februari). Jejaring Pengacara Para Penggugat. Majalah Tempo.
Paraqbueq, R., & Trianita, L. (2015, 19 January). Tersebab Trauma Cicak-Buaya. Majalah Tempo.
Persson, A., Rothstein, B., & Teorell, J. (2010). The Failure of Anti-Corruption Policies. A Theoritical Mischaracterization of the Problem. QoG Working Paper Series 2010: 19. The Quality of Government Institute, University of Gothenburg. Gothenburg.
Prihandoko, Teresia, A., Paraqbueq, R., & Rahayu, D. S. (2015, 2 Februari). Tim Ompong yang Dipotong. Majalah Tempo.
Robison, R., & Hadiz, V. R. (2004). Reorganizing Power in Indonesia. The Politics of Oligarchy in an Age of Market. London: Routledge.
Rosser, A., Wilson, I., & Sulistiyanto, P. (2011). Leaders, Elites and Coalitions: The Politics of Free Public Services in Decentralised Indonesia: Development Leadership Program.
Setiyono, B., & McLeod, R. H. (2010). Civil society organisations' contribution to the anti-corruption movement in Indonesia. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 46(3), 347-370.
Widiarsi, A., Aditya, R., Sugiharto, J., Teresia, A., P, R., Yasa, S., . . . Rofiudin. (2015, 12 January). Tri Brata-1 Pilihan Siapa. Majalah Tempo.
Widoyoko, J. D. (2013). Oligarki dan Korupsi Politik Indonesia. Strategi Memutus Oligarki dan Reproduksi Korupsi Politik di Indonesia. Malang: Setara Press.
Winters, J. A. (2011). Oligarchy. Cambridge: Cambridge University Press.
Winters, J. A. (2012). Oligarchs and Oligarchy in Southeast Asia. In R. Robison (Ed.), Routledge Handbook fo Southeast Asian Politics. Oxon, New York: Routledge
Winters, J. A. (2013). Oligarchy and Democracy in Indonesia. Indonesia, 96, 11-33.
https://katadata.co.id/infografik/2015/05/27/kemana-pengalihan-dana-subsidi-bbm#sthash.iVQZNCQ1.dpbs, diakses 29 Februari 2016